Menjalani
kehidupan dengan sifat hemat dan kebersahajaan adalah pola hidup dan kebiasaan
yang sangat baik. Bahkan beberapa diantara kita, sifat tersebut telah mendarah
daging dan telah mengakar menjadi watak. Para pembaca yang budiman di mana pun Anda berada.
Pepatah bijak mengatakan ”Hemat Pangkal Kaya, Rajin Pangkal Pandai.” Kemiskinan
merupakan pemandangan yang biasa kita lihat di tengah masyarakat kita saat ini,
tetapi mental awal dari kemiskinan bagi semua bangsa dimulai dari pola hidup
boros dan kebodohan. Sifat tidak mau berhemat dan ingin terlihat mewah di depan
orang lain menjadi pemandangan yang umum saat ini. Sedangkan rata-rata kemampuan
masyarakat kita saat ini belum mampu untuk sampai ke tahapan hidup makmur. Bangsa
kita baru sedang menuju kearah bangsa yang berkehidupan makmur.
Sikap ingin terlihat wah karena ingin terkesan mewah
adalah fatamorgana yang menipu, halusinasi kemakmuran penulis
menyebutnya. Banyak diantara kita memaksakan diri untuk hidup mewah padahal
kemampuan finansial belum bisa dibilang mapan. Beberapa dari kita lebih membela
gengsi dibanding kesahajaan yang penuh kesederhanaan dan keselarasan. Menghemat
bukan berarti pelit, menghemat justeru memiliki tujuan agar kita semua lebih
bijaksana dalam menggunakan sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien.
Mari kita semua penulis dan para pembaca yang berbahagia. Agar saat ini untuk membiasakan
pola hidup hemat dan bersahaja. Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk
berhemat dan menerapkan kebersahajaan diantaranya mengenai :
Pertama, berhemat dalam penggunaan
uang. Uang adalah sumber daya yang terbatas bagi sebagian besar masyarakat kita.
Uang dibuat terbatas guna menjaga nilai uang itu sendiri. Agar uang tidak
menjadi barang yang mudah didapat. Apabila uang dapat dicari dengan mudah seperti
halnya batu, tanah, air dan udara, maka uang bukanlah benda bernilai lagi
nantinya. Mulailah dari sekarang untuk belajar mengelola uang dengan
sebaik-baiknya. Penulis teringat dengan perkataan salah satu pakar keuangan
pribadi di Australia yang telah mendunia bernama Paul Hanna, dia mengatakan ”ketika
kita menguasai keuangan kita maka kita mengendalikan hidup kita.”
Belajarlah berhemat dengan uang kita, tabunglah (kumpulkan) dan kemudian kita
investasikan di tempat yang tepat dengan potensi pertumbuhan tertinggi,
temukanlah tempatnya! Jangan lupa untuk mencatat dengan rapih setiap pemasukan
dan pengeluaran kita, agar kita bener-benar mengetahui ke mana uang kita
mengalir keluar. Semakin
pandai kita mengelola uang, semakin terbukalah hidup kita dengan kekayaan finansial.
Kedua, waktu yang kita miliki. Waktu
adalah sumber daya yang paling berharga bagi kita semua. Waktu adalah esensi
dari kehidupan itu sendiri. Cara terbaik menghemat waktu kita adalah dengan menggunakannya untuk hal
yang bermanfaat. Jangan biarkan kegiatan yang sia-sia masuk ke dalam kehidupan
kita. Karena pada dasarnya kualitas hidup kita ditentukan oleh apa yang kita
lakukan dan kita hasilkan. Ketika kita melakukan banyak hal bermanfaat maka
kita akan sukses dan berarti, dan sebaliknya bila kita banyak melakukan
kesia-siaan maka kemungkinan hasilnya kita akan terhambat untuk meraih segala
kesuksesan nantinya.
Para pembaca yang berbahagia ada ungkapkan yang mesti
kita renungkan, ungkapan itu berbunyi ”Ketika kita kehilangan uang dan kekayaan
kita dapat mencarinya kembali. Ketika kita kehilangan sahabat atau teman maka kita
dapat mencari sahabat atau teman yang baru, akan tetapi apabila kita kehilangan
waktu di manakah kita dapat mencari dan membelinya?” Ternyata waktu
tidak dapat kembali dan tidak ada yang menjualnya. Oleh karena itu hematlah
waktu kita seefektif mungkin dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat dan
positif setiap hari.
Ketiga, sumber daya alam (SDA) yang
dikandung oleh bumi tanah air kita. Baik yang dapat diperbaharui dan yang tidak
dapat diperbaharui. Keduanya harus kita hemat. Pemborosan SDA selain
menyebabkan krisis energi, krisis pangan juga bisa menyebabkan kerusakan alam
semakin cepat. Ketika kita memakai energi fosil (minyak bumi misalnya ; bensin,
solar dan minyak tanah serta batu bara) dalam jumlah yang besar maka emisi/sisa
buangan yang mencemari alam akan semakin besar. Khususnya terhadap udara yang
biasa kita hirup, atau lebih parah lagi terjadinya efek rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global yang mengancam kehidupan di muka bumi.
Bahkan air bersih akan menjadi SDA yang langka di masa yang
akan datang. Ada organisasi nirlaba yang melakukan penelitian terhadap kesedian
air bersih di Ibu Kota Jakarta. Organisasi nirlaba ini memperkirakan bahwa Jakarta
akan mengalami kesulitan mendapat air bersih pada tahun 2015 mendatang,
apabila pola penggunaan air bersih saat ini tidak dirubah dan diperbaiki. Hal
ini disebabkan karena penggunaan air tanah yang berlebihan. Sedangkan saat ini
negara kita belum memiliki instalasi penyulingan air laut menjadi air tawar dalam
jumlah yang besar seperti di Negara-Negara Timur Tengah sana. Dan banyak efek
negatif lainnya apabila kita terus melakukan penghamburan/pemborosan SDA ini.
Hematlah energi dari sekarang, gantilah dengan energi alternatif yang lebih
ramah lingkungan.
Akhir kata, marilah kita jadikan hidup hemat
dengan penuh kebersahajaan menjadi bagian daripada kehidupan kita sehari-hari.
Agar hidup kita lebih baik di masa yang akan datang khususnya kepada kehidupan
anak cucu kita yang akan meneruskan perjuangan dan nilai-nilai kemanusian serta
kebudayaan kita. Ayo... jadikanlah hidup ke depan menjadi lebih baik.
Demikianlah, semoga artikel ini bisa
bermanfaat dan menginspirasi bagi para pembaca sekalian di mana pun Anda
berada. Salam Sukses Salam Pembelajar
*)
Penulis adalah pengasuh blog di www.visionerpd.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar