Kamis, 14 Januari 2016

hidup Hemat Perlu Dicoba


Menjalani kehidupan dengan sifat hemat dan kebersahajaan adalah pola hidup dan kebiasaan yang sangat baik. Bahkan beberapa diantara kita, sifat tersebut telah mendarah daging dan telah mengakar menjadi watak. Para pembaca yang budiman di mana pun Anda berada. Pepatah bijak mengatakan ”Hemat Pangkal Kaya, Rajin Pangkal Pandai.” Kemiskinan merupakan pemandangan yang biasa kita lihat di tengah masyarakat kita saat ini, tetapi mental awal dari kemiskinan bagi semua bangsa dimulai dari pola hidup boros dan kebodohan. Sifat tidak mau berhemat dan ingin terlihat mewah di depan orang lain menjadi pemandangan yang umum saat ini. Sedangkan rata-rata kemampuan masyarakat kita saat ini belum mampu untuk sampai ke tahapan hidup makmur. Bangsa kita baru sedang menuju kearah bangsa yang berkehidupan makmur.

Sikap ingin terlihat wah karena ingin terkesan mewah adalah fatamorgana yang menipu, halusinasi kemakmuran penulis menyebutnya. Banyak diantara kita memaksakan diri untuk hidup mewah padahal kemampuan finansial belum bisa dibilang mapan. Beberapa dari kita lebih membela gengsi dibanding kesahajaan yang penuh kesederhanaan dan keselarasan. Menghemat bukan berarti pelit, menghemat justeru memiliki tujuan agar kita semua lebih bijaksana dalam menggunakan sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien. Mari kita semua penulis dan para pembaca yang berbahagia. Agar saat ini untuk membiasakan pola hidup hemat dan bersahaja. Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk berhemat dan menerapkan kebersahajaan diantaranya mengenai :

Pertama, berhemat dalam penggunaan uang. Uang adalah sumber daya yang terbatas bagi sebagian besar masyarakat kita. Uang dibuat terbatas guna menjaga nilai uang itu sendiri. Agar uang tidak menjadi barang yang mudah didapat. Apabila uang dapat dicari dengan mudah seperti halnya batu, tanah, air dan udara, maka uang bukanlah benda bernilai lagi nantinya. Mulailah dari sekarang untuk belajar mengelola uang dengan sebaik-baiknya. Penulis teringat dengan perkataan salah satu pakar keuangan pribadi di Australia yang telah mendunia bernama Paul Hanna, dia mengatakan ”ketika kita menguasai keuangan kita maka kita mengendalikan hidup kita.” Belajarlah berhemat dengan uang kita, tabunglah (kumpulkan) dan kemudian kita investasikan di tempat yang tepat dengan potensi pertumbuhan tertinggi, temukanlah tempatnya! Jangan lupa untuk mencatat dengan rapih setiap pemasukan dan pengeluaran kita, agar kita bener-benar mengetahui ke mana uang kita mengalir keluar. Semakin pandai kita mengelola uang, semakin terbukalah hidup kita dengan kekayaan finansial.

Kedua, waktu yang kita miliki. Waktu adalah sumber daya yang paling berharga bagi kita semua. Waktu adalah esensi dari kehidupan itu sendiri. Cara terbaik menghemat waktu kita adalah dengan menggunakannya untuk hal yang bermanfaat. Jangan biarkan kegiatan yang sia-sia masuk ke dalam kehidupan kita. Karena pada dasarnya kualitas hidup kita ditentukan oleh apa yang kita lakukan dan kita hasilkan. Ketika kita melakukan banyak hal bermanfaat maka kita akan sukses dan berarti, dan sebaliknya bila kita banyak melakukan kesia-siaan maka kemungkinan hasilnya kita akan terhambat untuk meraih segala kesuksesan nantinya.

Para pembaca yang berbahagia ada ungkapkan yang mesti kita renungkan, ungkapan itu berbunyi ”Ketika kita kehilangan uang dan kekayaan kita dapat mencarinya kembali. Ketika kita kehilangan sahabat atau teman maka kita dapat mencari sahabat atau teman yang baru, akan tetapi apabila kita kehilangan waktu di manakah kita dapat mencari dan membelinya?” Ternyata waktu tidak dapat kembali dan tidak ada yang menjualnya. Oleh karena itu hematlah waktu kita seefektif mungkin dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat dan positif setiap hari.

Ketiga, sumber daya alam (SDA) yang dikandung oleh bumi tanah air kita. Baik yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Keduanya harus kita hemat. Pemborosan SDA selain menyebabkan krisis energi, krisis pangan juga bisa menyebabkan kerusakan alam semakin cepat. Ketika kita memakai energi fosil (minyak bumi misalnya ; bensin, solar dan minyak tanah serta batu bara) dalam jumlah yang besar maka emisi/sisa buangan yang mencemari alam akan semakin besar. Khususnya terhadap udara yang biasa kita hirup, atau lebih parah lagi terjadinya efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global yang mengancam kehidupan di muka bumi.

Bahkan air bersih akan menjadi SDA yang langka di masa yang akan datang. Ada organisasi nirlaba yang melakukan penelitian terhadap kesedian air bersih di Ibu Kota Jakarta. Organisasi nirlaba ini memperkirakan bahwa Jakarta akan mengalami kesulitan mendapat air bersih pada tahun 2015 mendatang, apabila pola penggunaan air bersih saat ini tidak dirubah dan diperbaiki. Hal ini disebabkan karena penggunaan air tanah yang berlebihan. Sedangkan saat ini negara kita belum memiliki instalasi penyulingan air laut menjadi air tawar dalam jumlah yang besar seperti di Negara-Negara Timur Tengah sana. Dan banyak efek negatif lainnya apabila kita terus melakukan penghamburan/pemborosan SDA ini. Hematlah energi dari sekarang, gantilah dengan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Akhir kata, marilah kita jadikan hidup hemat dengan penuh kebersahajaan menjadi bagian daripada kehidupan kita sehari-hari. Agar hidup kita lebih baik di masa yang akan datang khususnya kepada kehidupan anak cucu kita yang akan meneruskan perjuangan dan nilai-nilai kemanusian serta kebudayaan kita. Ayo... jadikanlah hidup ke depan menjadi lebih baik.

Demikianlah, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menginspirasi bagi para pembaca sekalian di mana pun Anda berada. Salam Sukses Salam Pembelajar
*) Penulis adalah pengasuh blog di www.visionerpd.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar